Minggu, 11 Oktober 2020

Pembelajaran STEAM

Daring Lebih Hidup dengan STEAM


Penyebaran Covid-19 telah terjadi sejak awal Maret 2020. Dalam waktu singkat sudah ratusan ribu orang yang terpapar virus ini. Berbagai kebijakan pemerintah dilakukan bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Untuk itu diberlakukan lock down, PSBB, sampai mencanangkan era new normal yang disertai protocol pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Pada masa ini harus menjaga fisik dengan orang lain, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan beraktivitas dari rumah, serta belajar atau bekerja. Hampir semua sector kena dampak dan sedang mengalami krisis yang serius. Salah satunya dalam dunia pendidikan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan tata cara proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tahun ajaran baru 2020/2021 menggunakan pembelajaran daring. Dalam PJJ tersebut, tentu membutuhkan dukungan dari pemerintah, sekolah, guru, siswa, orang tua. Pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi Covid-19 ini hanya diberlakukan terhdap wilayah zona merah, kuning, dan oranye. Untuk wilayah zona hijau diberlakukan pembelajaran tatap muka dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan yang ketat.

Pembelajaran jarak jauh dengan metode daring memiliki keuntungan dan kerugian terhadap proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran daring lebih efektif bila didukung sarananya. Diantaranya handphone, gawai, laptop atau komputer, tentu jaringan internet, serta kuota pulsa.

Model pembelajaran daring seharusnya berorientasi pada kemampuan siswa, agar mampu memecahkan masalah, kritis, kolaboratif, komunikatif, kreatif, daninovatif. Guru harus jadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Bukan menjelaskan materi yang siswa bisa baca dibuku atau cari di Google. Dalam menghadapi tahun ajaran baru di era new normal ada beberapa poin penting yang sebaiknya pelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.

Pelaku pendidikan ditantang untuk lebih semangat dalam berinovasi, mengeksplorasi dan menerapkan dalam penyajika npembelajaran yang menyenangkan dan inovatif kepada peserta didik. Salah satunya menggunakan pendidikan berbasis STEAM.

Sebagian besar guru masih asing dengan istilah STEAM (science, technology, engineering, art, and mathematics). Kata tersebut beberapa kali pernah disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim. STEAM adalah metode pembelajaran berbasis teknologi yang dikolaborasikan dengan sains, matematika, seni, dan rekayasa. Pendidikan berbasis STEAM menjadi penting karena mampu menjawab tantangan dimasa depan.

Kenapa harus berbasis STEAM? Metode tersebut mengajak siswa untuk mengintegrasikan mata pelajaran dan menguhubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran melibatkan enam keahlian utama bagi siswa abad ke-21 yaitu kolaborasi, kreatif, berpikirkritis, berpikir secara komputasional, pemahaman budaya, serta mandiri dalam belajar dan berkarier untuk diterapkan di era digital.

Pembelajaran STEAM adalah langkah pembelajaran terpadu dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia nyata. Mendukung pengalaman belajar yang berupa pemecahan masalah, sehingga peserta didik siap menghadapi persaingan global.

STEAM adalah mata pelajaran yang saling berkaitan dalam kehidupan keseharian. Keempat bidang itu saling terkait dan tak bisa berdiri sendiri. Namun, selama ini keempatnya dipelajari terpisah-pisah. Padahal keempatnya penting dikuasai anak didik. Mereka bisa memecahkan masalah dalam dunia kerja, masyarakat, dan dalam berbagai aspek kehidupan. 

Dengan menggunakan aplikasi STEAM diharapkan secara maksimal diharapkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih bermakna dan menyenangkan. Sehingga, kualitas belajar siswa meningkat dari sebelum menggunakan aplikasi tersebut.

Di era industry 4.0 ini, kebutuhan akan innovator dan creator menempati urutan pertama. Untuk itu, kurikulum harus disesuaikan. Pertama, penguatan kemampuan calistung sebagai pondasi pembelajaran pendidikan berbasis STEAM. Kedua, pemanfaatan teknologi secara optimal dalam pembelajaran kompetensiinti, yakni penularan tingkat tinggi dan kemampuan 4K (komunikasi, kolaborasi, kritis, dan kreatif).

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa krisis Covid-19 ini, tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Pihak sekolah perlu membuat skema dan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur system pembelajaran daring. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal sistematis, terstruktur, dan simple untuk memudahkan komunikasi orang tua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar dirumah dapat terpantaus ecara efektif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahasa Indonesia

KD 3.2 dan 4.2 Teks Eksplansi Teks eksplansi disusun dari kalimat-kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai kaidah tata ba...